Namaku rafi dan aku mempuyai sahabat yang sangat dekat denganku, sahabat itu sudah ku anggap sebagai saudara sendiri. Nama sahabatku adalah risky, aku dan risky selalu bersama-sama, hampir setiap waktu ku habiskan berdua dengannya.
Ke esokan harinya, aku bangun dari tempat tidurku untuk memulai hari dengan sahabatku, kami berdua akan berangkat ke sekolah dengan menaiki sebuah mobil angkot yang sangat kecil dan sempit. Setelah sampai di sekolah tiba-tiba si dicky datang, dengan suara kerasnya dia mengagetkan kami berdua. Dorr…!! Dicky itu adalah salah satu musuh kami di sekolah, ia selalu menjaili aku, kadang aku sampai nangis dijaili oleh dia, tapi untungnya ada sahabatku yang selalu melindungi aku dan dia juga selalu membela aku untuk melawan di dicky yang bandel itu.
Tringg… Tring…!!! Bel sekolah pun telah berbunyi, aku dan sahabatku risky bergegas untuk pulang ke rumah, setelah sampai di rumah aku pun langsung bergegas langsung berganti pakaian untuk bermain dengan sahabatku risky. Kami berdua selalu bermain petak umpet, dengan canda tawanya kami berdua bermain hingga tak terasa hari pun sudah sore, dan aku pun pulang ke rumah.
Sesampai di rumah ibu ku datang, dan ibu ku bercerita, “rafi…!!” “iya bu” sahut rafi dengan suara pelan, “kita akan pindah rumah”, “kok pindah bu ada apa” sahut rafi dengan muka yang kaget, “kita akan pindah ke kampung untuk menemani nenekmu disana, dan kita akan tinggal selamanya disana dan kamu pun akan pindah sekolah”, “apa bu..!!” sahut suara rafi dengan keras dan ekspresi sedih. “rafi gak mau pindah bu”, “iya ibu tau pasti kamu gak mau ninggalin sahabatmu kan”, “iya bu..!!” jawab rafi dengan wajah sedih, “memang berat meningalkan orang yang kita sayang” sahut ibu.
Hari esok pun telah tiba, dan keluarga rafi pun berkemas barang-barang yang akan dibawanya. Dan rafi pun pergi ke rumah risky untuk mengucapkan selamat tinggal. Rizky pun bertanya, “mau kemana raf kok selamat tinggal”, sahut rafi dengan air mata yang mengalir di pipinya, “aku ingin pindah ke kampung”. Sahut risky dengan wajah yang kaget! “maksudmu pindah ke kampung dan tinggal selamanya disana”, “iyah”, “hati-hati yah raf semoga kamu betah tinggal disana dan jangan pernah lupakan aku yah”, “kita masih bisa saling berhubungan kan..” sahut rafi “iya itu pasti”, “pasti aku akan selalu merindukanmu”, “aku juga” sahut risky. Dan akhirnya pun rafi berangakat menuju kampung halamannya.
Sesampai disana rafi langsung bertemu dengan neneknya untuk melepas rindu yang sangat sekian lama tak berjumpa dengan neneknya. Dan pagi pun tiba, rafi pun segera berangkat bersama ibunya untuk pergi ke sekolah yang baru, sampai di sekolah rafi masih kelihatan malu-malu sekali dengan suasana yang berbeda dari biasanya yang ia alamai setiap pagi. Dan rafi pun pulang ke rumah, sesampai di rumah rafi langsung pergi ke kamar dan mengambil foto rizky, ia pun bercerita ke pada foto yang dipegang oleh rafi sambil berlinang air mata.
Cerpen Karangan: Hendra
Ke esokan harinya, aku bangun dari tempat tidurku untuk memulai hari dengan sahabatku, kami berdua akan berangkat ke sekolah dengan menaiki sebuah mobil angkot yang sangat kecil dan sempit. Setelah sampai di sekolah tiba-tiba si dicky datang, dengan suara kerasnya dia mengagetkan kami berdua. Dorr…!! Dicky itu adalah salah satu musuh kami di sekolah, ia selalu menjaili aku, kadang aku sampai nangis dijaili oleh dia, tapi untungnya ada sahabatku yang selalu melindungi aku dan dia juga selalu membela aku untuk melawan di dicky yang bandel itu.
Tringg… Tring…!!! Bel sekolah pun telah berbunyi, aku dan sahabatku risky bergegas untuk pulang ke rumah, setelah sampai di rumah aku pun langsung bergegas langsung berganti pakaian untuk bermain dengan sahabatku risky. Kami berdua selalu bermain petak umpet, dengan canda tawanya kami berdua bermain hingga tak terasa hari pun sudah sore, dan aku pun pulang ke rumah.
Sesampai di rumah ibu ku datang, dan ibu ku bercerita, “rafi…!!” “iya bu” sahut rafi dengan suara pelan, “kita akan pindah rumah”, “kok pindah bu ada apa” sahut rafi dengan muka yang kaget, “kita akan pindah ke kampung untuk menemani nenekmu disana, dan kita akan tinggal selamanya disana dan kamu pun akan pindah sekolah”, “apa bu..!!” sahut suara rafi dengan keras dan ekspresi sedih. “rafi gak mau pindah bu”, “iya ibu tau pasti kamu gak mau ninggalin sahabatmu kan”, “iya bu..!!” jawab rafi dengan wajah sedih, “memang berat meningalkan orang yang kita sayang” sahut ibu.
Hari esok pun telah tiba, dan keluarga rafi pun berkemas barang-barang yang akan dibawanya. Dan rafi pun pergi ke rumah risky untuk mengucapkan selamat tinggal. Rizky pun bertanya, “mau kemana raf kok selamat tinggal”, sahut rafi dengan air mata yang mengalir di pipinya, “aku ingin pindah ke kampung”. Sahut risky dengan wajah yang kaget! “maksudmu pindah ke kampung dan tinggal selamanya disana”, “iyah”, “hati-hati yah raf semoga kamu betah tinggal disana dan jangan pernah lupakan aku yah”, “kita masih bisa saling berhubungan kan..” sahut rafi “iya itu pasti”, “pasti aku akan selalu merindukanmu”, “aku juga” sahut risky. Dan akhirnya pun rafi berangakat menuju kampung halamannya.
Sesampai disana rafi langsung bertemu dengan neneknya untuk melepas rindu yang sangat sekian lama tak berjumpa dengan neneknya. Dan pagi pun tiba, rafi pun segera berangkat bersama ibunya untuk pergi ke sekolah yang baru, sampai di sekolah rafi masih kelihatan malu-malu sekali dengan suasana yang berbeda dari biasanya yang ia alamai setiap pagi. Dan rafi pun pulang ke rumah, sesampai di rumah rafi langsung pergi ke kamar dan mengambil foto rizky, ia pun bercerita ke pada foto yang dipegang oleh rafi sambil berlinang air mata.
Cerpen Karangan: Hendra
Labels:
Cerpen Persahabatan
Thanks for reading Sahabatku. Please share...!