Blognya Seorang Pelajar || Penyedia Berbagai Jenis Cerpen

Halaman Terakhir Diaryku

Senja itu aku masih duduk di kursi taman sebelah rumah kostku, kubuka buku Diari masa remaja ku yang telah usang, yang sengaja aku minta adikku untuk mengirimkannya ke rumah kost ku. Rasanya baru kemarin aku merasakan kelulusan dari tiap tingkatan sekolah yang telah kujalani.

Kutarik nafas dalam-dalam saat ku buka salah satu diaryku yang berwarna Pink, “ini adalah awal perjalanan cintaku, masa SMA” bisikku. Halaman pertama buku itu hanya berisi nama alamat sekolah dan lain lain yang sering remaja tuliskan saat itu. Aku pun tersenyum saat kubaca baris terakhir halaman itu yang berisi cita-citaku.. menjadi orang sukses. Ya mungkin saat ini aku sudah mampu mewujudkan yang satu. Aku telah sukses menata hidupku dengan sangat baik, dan melewati segala keputus asaan yang telah membuat hidupku terpuruk.

Kugerakan jari ku untuk membuka halaman Kedua, Disana hanya tertulis kesan-kesanku saat pertama kali masuk ke sebuah sekolah menengah kejuruan. Tak ada yang spesial di halaman itu hanya berisi teman-teman pertamaku, kenalan pertamaku dan guru yang pertama ku kenal dan ku sukai. Pak Lukman adalah salah satu guru di bidang ilmu agama yang sangat aku kagumi waktu itu, walaupun di tahun ke dua beliau meninggal karena penyakit jantung yang dideritanya, namun kenangan-kenangan beliau, kata-kata beliau dan cara menyampaikannya selalu aku ingat sampai sekarang. Kubuka kembali halaman-halaman selanjutnya sampai akhirnya ku temukan sebuah tulisanku 8 tahun silam awal kisahku..

hai diary…
Hari ini aku berkenalan dengan seorang pria, namanya Ryan katanya sich dia temen kuliah kakak sepupuku tapi aku belum pernah lihat dia sebelumnya. Tapi ada sesuatu yang membuat ku senang melihatnya, dia itu pria yang sangat perfect yang pernah aku temui, wajahnya mungkin tidak tampan namun penampilan dan cara berpenampilannya sangat rapih dan sopan.

Kubuka halaman selanjutnya

Malam Diary..
aku bingung, aku merasakan sesuatu yang sangat berbeda saat berhadapan dengan orang itu. Tanganku tiba-tiba gemetar, jantungku pun berdegup dengan sangat kencang. Apa ini yang namanya jatuh cinta? Sebelumnya ini tak pernah aku rasakan, aku sering bertemu dengan lawan pria, aku suka pada mereka, tapi hanya sebatas teman. Tapi kenapa saat pertama kali aku ketemu dia rasanya lain. Aku tidak suka perasaan ini, aku tidak mau jatuh hati padanya. Menurutmu apa yang harus ku lakukan?

“Hemm… andai saja aku tidak pernah bertemu dengannya ya tuhan, pasti rasanya tidak akan seperti ini”, ucapku sambil mengusap dada, ku lanjutkan membaca buku itu di halaman berikutnya. Saat itu aku sangat suka menulis diary hampir setiap kejadian ku tuliskan di diaryku.

24 Januari 2006
Hai diary, hari ini dia nembak aku, dan aku putuskan untuk memulai hubungan baru dengan seorang pria, aku masih belum yakin sich perasaan aku ini apa? Tapi kalo aku ketemu dia rasanya seneng banget, bahkan sekedar dapat pesan singkatnya pun iu membuat hatiku semakin berbunga-bunga.. heheh
Aku tau ini kan belum saatnya, tapi aku janji kok semua ini tak akan menganggu prestasi akademik ku..
Lagian aku gak tega untuk nolak dia diary, ini kan hari ulang tahunnya. Aku gak mau bikin dia kecewa. Aku juga gak bisa munafik kalo dia itu emang cinta pertamaku. Pokoknya perasaanku saat ini campur aduk.
Oops diary kayanya dia nelpon aku udahin dulu ya ceritanya… dahhh..

Mataku mulai berkaca-kaca, “aku masih ingat betapa senangnya aku saat menerima telepon-telpon darimu, walaupun saat itu jarak kita berjauhan”. Kulanjutkan membaca halaman demi halaman buku diaryku kembali, beberapa halaman isinya hanya bercerita tentang kebahagiaan ku dengan nya saat itu, dan hadiah-hadiah yang dia berikan tiap merayakan hari jadi kami tiap tahun hingga aku lulus dari sekolah menengah kejuruan dan melanjutkan kuliah ke universitas negeri di kotaku.

Malam diary
Hari ini tak begitu baik untukku, aku sangat sedih karena Ryan tidak ke acara syukuran karena aku dapet beasiswa di kampusku aku di universitas negeri. Apa dia lupa atau begitu sibuk hingga menelponku pun tidak bisa. Tapi aku percaya kok sama dia kita udah pacaran 3 tahun. Dan selama ini dia tidak pernah macam-macam. Pasti ada alasan nya dia tidak bisa datang ke rumahku…

Air mataku mulai mengalir saat selesai ku baca halaman ini. Ku lanjutkan kemabli membuka halamn berikutnya, ada sebuah photo yang ku tempel di samping tulisanku, ya photo aku dan Ryan.

12 Mei 2010
Dan inilah akhirnya, aku tidak dapat berkata apa-apa lagi hubungan yang ku jaga selama ini telah hancur, aku kira hubungan kami bisa sampai ke jenjang pernikahan. Tapi apa? Aku tidak menyangka selama ini dia tega membohongiku, dia duain aku Diary, entah sudah berapa banyak wanita di luar sana yang telah menjadi selingkuhannya selama hubungan kami. Ya tuhan rasanya sakit sekali, aku tau Engkau telah begitu baik padaku ya tuhan hingga kau tunjukan semua ini padaku. Tapi hatiku sangat hancur sekali melihat kejadian tadi.
Ku pikir hubungan kami itu spesial, tapi apa? Aku tidak mau lagi menjalani Cinta dengan lelaki. Tak ada lelaki yang bisa ku percaya. Hatiku sangat sakit… kenpa dia tega membohongiku. Apa salahku ya tuhan. Tak cukupkah kesetiaanku selama ini?”

Aku ingat betul tiap kejadian-kejadian di saat itu. Aku pulang dengan perasaan kacau, kupeluk mamah erat-erat. Mamah yang saat itu tidak tau apa-apa hanya bisa engusap-ngusap punggungku. Dia tidak berani bertanya apa-apa. Namun dia bilang aku harus kuat dengan semua ini. “Dia bukan jodohmu nak”

Jauh dari yang aku bayangkan ternyata mamah sudah mengetahui kelakuan busuk Ryan yang telah menghamili pacar selingkuhannya itu. Aku makin sedih karena telah mengecewakan ibuku saat itu. Kuputuskan sejak saat itu aku akan Fokus untuk memulai hidup baru tanpa Ryan, beribu-ribu pesan singkat dan telepon Ryan yang ku acuhkan saat itu. Aku sangat sakit hati hingga rasanya seluruh hatiku ini hancur, senyumku hilang sejak saat itu. Aku bentengi hatiku dengan sekuat hati, namun tak bisa ku pungkiri kejadian itu mengubah hidupku, mengubah sikapku. Aku begitu dingin dan tidak memperdulikan orang lain. Aku hanya fokus untuk mengejar impianku.

Hingga 2 tahun berlalu, aku tidak pernah berani membuka hatiku kembali untuk pria lain. Aku tau ini salah tidak semua pria itu brengsek seperti Ryan, Hingga aku bertemu dengan kakak kelas di sekolah dulu, seorang pria yang tidak pernah aku tuliskan namanya di Diaryku, namun Dia sudah tertulis di takdirku. Aldrian Seorang pria yang sangat baik yang rela menunggu hatiku terbuka untuknya, bukan hanya 1 atau 2 tahun tapi sudah 8 tahun. Seorang menyukaiku sewaktu kami masih Sekolah, seseorang yang diam-diam melihatku melewati kelasnya di balik jendela, dan dia tidak pernah berani mengungkapkannya, sampai saatnya kini dia berani mengutarakan perasaannya kepadaku dan berani meminangku kepada orangtuaku. Dia yang telah membuat hidupku semakin sempurna. Hingga saat ini.
Kutuliskan di akhir ceritaku di buku Diary lamaku

Minggu 3 maret 2012
Seminggu lagi aku akan menikah dengan pria yang tepat untuk ku Cintai. Yang akan membuat hidupku sempurna, walau aku tak pernah menulis namanya di lembaran-lembaran lama diary ku, tapi aku akan selalu menyebutkan namanya di setiap hembusan nafasku di masa mendatang.
Aldrian Wiranata…

Tak ada gunanya untuk mengingat masa lalu yang menyakitkan pandangan harus tetap ke depan, jadikan semua hal di masa lalu pembelajaran, rasa sakit akan membuat kita semakin kuat namun jangan jadikan kekuatan itu benteng untuk mengahalangi kebahagiaan kita. Cinta pertama bukan berarti sesuatu yang harus selalu kita kenang. Dan aku akan terus bahagia..

Ku lampirkan photo pra weddingku dengan Aldrian untuk melengkapi ceritaku.
Saat ini aku bahagia, Dengan Restu mu ya Alloh akan kupertahankan kebahagiaanku ini..

Cerpen Karangan: Fitria
Labels: Cerpen Remaja

Thanks for reading Halaman Terakhir Diaryku. Please share...!

Back To Top