Blognya Seorang Pelajar || Penyedia Berbagai Jenis Cerpen

Upacara Bendera


Hari Senin adalah hari dimana anak sekolahan kurang suka pada hari tersebut. Sudah pasti karena hari Senin itu harus mengikuti Upacara Bendera. Pukul 06.50 semua Siswa – siswi harus sudah baris rapih di lapangan Upacara. Tapi pas sudah kumpul, ehh tetep upacaranya mulain pukul 07 lebih. Kenapa bisa gitu?? Karena petugas upacaranya masih latihan, kadang – kadang belom pada datang. Coba kalo tiap mau upacara, petugasnya itu latihan dulu pas hari – hari sebelumnya, ya kan pasti cepet di mulainya, iya gak??
Pagi ini Diko berangkat pukul 06.30, dia tidak kesiangan, tetapi pas Upacara dia berdiri di barisan paling depan. Bukan apa – apa, tapi karena terpaksa dipaksa sama guru yang ngebantuin ngebarisin barisan.
Diko merasa ada yang kurang saat Upacara di barisan paling depan, dia tidak bisa ikut gaduh dan menjahili temannya. Terpaksa Diko hanya berdiri seperti orang mati tanpa memperdulikan yang lain.
Upacara benderanya terasa lama, mungkin ini karena kebagian baris di barisan paling depan. Tapi ada enaknya juga sih di barisan paling depan, karena Diko bisa melihat dengan jelas cewek yang ia suka sedang menjadi petugas pengibar bendera.
Cewek tersebut namanya Ami, masih satu angkatan sih sama Diko, Cuma beda Jurusan aja. Kalo gue ngambil Jurusan Kawali, eh salah.. maksud gue, gue ngambil jurusan IPA, dia ngambil jurusan Bahasa. Wajar saja dia ngambil jurusan Bahasa, cara bicaranya pun seperti professional. Pernah gue ngomong ama dia tapi pake bahasa Inggris, lancarnya gila bukan main, tapi untungnya gue bisa nandigin dia, gue bukan hanya ngejawab YES aja, tapi gue juga bisa NO hahha…
Ami ini cewek yang gue suka dari pandangan pertama. *asseeekkkkkkk Kalian percaya gak sih ama yang namanya Cinta Pada Pandangan Pertama? Gue sih percaya, orang gue ngerasain… wkwkwk :v Tapi sayangnya gue ini terjerumus ama yang namanya Friend Zone. Loe tau kan friend zone itu apa? Pokoknya kalo lo suka sama cewe, tapi dia gak mau pacaran sama lo, tapi pengen deket sama lo, cerita – cerita, curhat, berarti lo terjerumus ke dalam lubang hitam friend zone. Sekarang loe tau kan arti friend zone, kalo lo juga masuk ke dalam friend zone, berarti lo samaan sama si Diko.
Ehh, bentar.. kok malah nyambung ama cinta – cintaan sih, kita kan masih anak sekolahan, belum cukup umur buat ngomongin cinta – cintaan.
Lanjut lagi ke masalah Upacara, pas Pembina Upacara lagi memberikan amanat kepada seluruh peserta Upacara, tiba – tiba Diko merasa ada sesuatu yang menyentuh pantatnya. Ia merasa kaget dan ser – seran gimana gituh. Tapi dia tetap focus pada apa yang di bicarakan oleh Pembina Upacara, karna dia tidak ingin suudzon. Tiba – tiba dia merasakan sesuatu itu lagi, dadanya mulai berdebar, keringat dingin mulai keluar, hati hepatitis, kulit panuan, gigi kuning, mata merah, bibir pecah – pecah, tenggorokan kering karena haus. Akhirnya dia penasaran dan melihat – lihat kea rah belakang, dan ternyata temannya di belakang telah berhasil menyelipkan sebuah plastik sampah permen seharga Rp. 500 dapet 3 buah. Dia merasa lega karena telah menemukan sesuatu yang telah membuat dia ser – seran dari mulai Pembina upacara memberikan amanat. Tapi dia gak heran kalo ada yang jahil pada saat Pembina Upacara memberikan amanat, orang pemimpin Upacaranya aja nyuruh semua peserta Upacara pa! da istirahat “ Untuk perhatian, istirahat di tempaaaaaatt… Gerakk “ Wajar lah pada maen – maen, ngobrol, maenin HP, jahilin temen, yakali pas istirahat pada diem gitu kaya dikutuk jadi patung, emangnya ini bulan Puasa pas istirahat pada diem gituh, yang ada ngantuk pengen tidur, tapi kan ini bukan bulan Puasa.
Tapi inilah Upacara Bendera yang terjadi pada saat itu. Upacara pun telah berakhir, Diko merasa lega, lelah, letih, lesu, lemah tak berdaya menerima pahitnya cobaan hidup. Walaupun Upacara telah selesai, masih ada moment yang namanya Pengumuman – pengumuman, dimana para Guru yang lain memberikan informasi pada para peserta sebelum di bubarkan. Tapi pada saat itu gak ada pengumuman dari guru, hanya saja para siswa laki – laki di suruh jangan dulu meninggalkan lapangan, sedangkan siswi perempuan di perbolehkan. (Diko merasa kecewa karena gak ada pengumuman dari guru, karena itu artinya jam pelajaran pertama akan terasa lebih lama, karena waktunya tidak terpotong oleh pengumuman) Diko pun heran dan bertanya – tanya di dalam hatinya :kenapa ini? Ada apa ini? Apakah aka nada tes keperjakaan?: Dan ternyata bukan, Diko melihat para guru laki – laki membawa gunting, dadanya berdebar kencang seperti genderang yang mau perang, darahnya mengalir lebih cepat dari ujung kaki ke ! ujung kepala. Karena dia takut kumis kesayangan yang juga dia percayai bisa membawa keberuntungan padanya di potong oleh guru. Tapi untungnya apa yang Diko imajinasikan tidak terjadi sama sekali, hanya saja guru – guru membawa gunting untuk memangkas rambut anak pria yang sudah gondrong, yang pakai cat warna, yang potongannya Hardcorelah, hardware lah, inilah itulah, pokoknya yang sekiranya tidak pantas bagi anak sekolahan.
Alhasil Diko pun terkena razia tersebut, karena rambutnya panjang melebihi hidung, ehh enggak, maksudnya melebihi rambut mata, mirip Andhika EX Kangen Band gituh. Tapi ia pun protes pada guru yang merazia rambutnya, karena dia memelihara rambut itu kurang lebih semenjak dia lulus SMP agar terlihat mirip seperti Andhika. Tapi guru tidak memperdulikan rambutnya, guru tersebut tetap akan merazia rambunya. Tapi sebelum proses pemenggalan rambut itu terlaksana, Diko mengucapkan kata – kata terakhir kepada guru tersebut dengan menggunakan nada mengejek, “Pak sebentar, kenapa Bapak memotong rambut saya, apa karena pakai rok mini jadi alasan? Ehh, anu, maksud saya apa karena rambut saya tidak rapi? Tidak mencerminkan seorang Pelajar? Coba deh bapak lihat para pejabat – pejabat, anggota Dewan, orang – orang dengan jabatan tinggi, mereka semua rambutnya pada rapi, tapi kelakuannya gimana? Tidak seperti penampilannya. Jadi, buat apa rambut rapi tapi kelakuan pada KORUPSI! “ ! Mendengar perkataan dari Diko, guru tersebut sempat diam dan terenyuh memikirkannya. Tapi apa daya, ku tak kuasa, karena itu sudah jadi tuntutan dari Wakasek Kesiswaan, alhasil rambut Diko tetap di pangkas. Walaupun rambutnya menjadi acak – acakan gak karuan akibat kena razia, tapi yang penting kelakuan Diko tidak acak – acakan seperti orang – orang berambut rapi disana.
Suasana pun terasa hening seketika, rambut Diko yang dulunya sering diejek seperti tirai warteg, sekarang malah seperti tirai warteg yang di cabik – cabik oleh tajamnya kuku dan taring manusia harimau. Perasaanya mulai kacau galau gak karuan, seperti di putusin pacar tersayang, walaupun pada kenyataannya Diko baru pernah pacaran sekali, itu pun cuma bertahan selama 5 hari 6 jam 39 menit.
Setelah 1 jam berlalu dari kegalauan yang Diko rasakan, Diko pun bisa menerima semua keadaan dengan lapang dada. Walaupun dadanya gak sebesar Lapangan.
Semenjak kejadian itu terjadi, Diko berubah seketika menjadi orang yang rapi, tiap kali rambutnya gondrong dikit, langsung cukur, gondrong dikit, langsung cukur, cukur dikit langsung gondrong.. :D

cerpen karangan Ade Ardiana
Labels: Cerpen Remaja

Thanks for reading Upacara Bendera. Please share...!

Back To Top