Aku, Kau & Dia Pengobat Trauma ku
Nama aku Nadia Amanda Putriansyah, aku biasa di panggil Manda. Kalau aku di suruh bersyukur, aku akan bersyukur sebanyak-banyak nya karena berkat nama yang diberikan oleh kedua orangtua padaku sangatlah aku syukuri, aku mampu bahagia berkat nama ini.
Ketika itu umur ku genap 17 tahun, aku mempunyai kekasih yag sangat aku sayangi dan cintai, dia adalah Yudha. Umur nya sih hanya beda setahun lebih tua dari aku, kalau aku gambarkan secara fisik nya dia itu tinggi, putih, mancung dan berambut lurus, pokoknya gagah dan keren deh kalau kata aku. Aku kenal dia dari tante ku adik dari mamah ku, aku bertemu dengan dia di acara pernikahan anak dari Om ku, tepatnya di Kota Riau Pekanbaru. Awal aku ketemu sih ya cuek-cuek aja, tiap kali aku berpapasan dengan nya aku selalu buang muka dan dia selalu tertnduk ketika aku membuang muka, soalnya keliatannya dia itu pendiam deh dan anaknya sopan sekali, aku malah malas dan minder kalau kenal deket dengannya, secara lah jauh berbeda sekali dengan tingkah laku ku yang bisa di bilang centil dan royal.
Pernah sewaktu itu aku di suruh mamah ku untuk menanyakan alamat rumah baru Om ku pada si Yudha, “Eh yud, kata mamah ku dimana alamat baru Om Iwan? Mamah ku mau kesana sekalian mau mampir ke rumah teman lama mamah ku.” Sahut aku sambil memainkan handphone. “Kalau gak salah di jalan RE. Yudhistira deket kantor Polisi pas banget depan nya, kalau mau aku antarkan gimana?” jawabnya sambil tersenyum. “Eh gak deh gak usah, ngerepotin loh, lagipula kan mamah ku pergi nya naik motor berdua sama ayah ku”, jawab ku sambil menolak secara halus.
Setelah itu aku langsung memberi tahu alamat rumah Om Iwan kepada mamah. Tak lama kemudian mamah pergi ke rumah Om Iwan bersama ayah. Kemudian Yudha menghampiri ku dan berkata “Eh lagi apa kamun Manda? EKsis banget gaya nya ciyee ciye…” sambil menahan tawanya, “apasih kamu ngagetin aku aja.. kesana ah jadi malu nih aku” jawabku dengan nada naik dan menahan malu, lalu Yudha menjawab “Manda kamu jutek amat sih sama aku? Padahal kita saudara kecil dari dulu.. yaah walaupun saudara jauh” dan tiba-tiba Yudha mengungkapkan sesuatu “Manda kamu tau ga? Aku tuh suka sama kamu, tapi sikap kamu selalu dingin sama aku, tiap aku ajak ngomong selalu aja buang muka. Kamu benci sama aku?” dengan nada memelas.
"bukan maksud aku benci kamu yudha , tapi aku ini minder sama kamu yaaa aku malu aja gitu sama kamu bukan karena aku benci kamu" jawab ku. "syukur deh kalau memang kamu gak benci aku, tapi aku ini ingin ngungkapin kalau aku sangat sayang dan menyukai kamu manda, walaupun kamu itu saudaraku aku gak peduli. aku ingin rasa sayang ini bisa kamu balas dari hati kamu yang paling dalam" jawab yudha. Tak lama kami jadian dan waktu pun berlalu, aku pun kembali ke rumah ku, dan dia pun kembali ke malaysia. Saat kita terakhiran kita sempat foto bareng dan jalan-jalan bareng, beberapa bulan kemudian tepat pada tanggal ulangtahun ku tanggal 09 September 2013 usiaku genap 17 tahun. Dan di saat itulah pertengkaran pertama kali yang baru kita alami, hanya karena masalah sepele sih dia bisa se-jengkel nya padaku. Waktu terus berlalu kita pun semakin sering bertengkar, bisa di hitung mungkin dalam waktu seminggu kita biza berantem sampai 15 kali, kebayang kan aku harus sesabar mungkin menghad! api sikap nya itu. Dari situ kita sudah mulai jarang sms-an, bm-an, whatsapp-an, telfonan.
Makin lama aku pun berfikir ko makin sini hubungan ini makin ga jelas yah? ya walaupun hubungan masih seumur jagung, masih 5 bulan. Awal pergantian tahun 2013-2014 aku pun mengisi liburan ke kampung halaman mamah ku di pekalongan, kota yang terkenal dengan batik nya. Dan pada saat aku sedang melakukan perjalanan kesana, selama seharian itu tidak sama sekali aku kontekan dengan yudha karena kalau kontekan terus entar handphone ku bakal lowbat. Tiga hari kemudian ko dia belum ada juga menghubungi aku, kalau dia sedang gak ada pulsa pun dia selalu menelfon ku menggunakan handphone mamah nya, tapi ini ko engga sama sekali. Kejanggalan pun mulai terasa dalam hati, setiap saat aku selalu memikirkan nya, dan karena aku sudah tidak terlalu kuat aku pun menceritakan semua ini kepada mamah, disaat itu pun aku menangis seketika dan hanya bisa memeluk mamah ku dengan erat. Tuhaaaan salah apakah aku? Mengapa yudha bisa seperti ini padaku?. Keesokan harinya disaat aku membuka facebook, ad! a satu pesan lalu aku buka dan ternyata benarlah pirasatku pasti dari yudha, aku buka dan aku mulai baca "Sayang, jaga diri baik-baik yah. aku sayang kamu selalu", air mata pun tak terasa jatuh, aku mencoba tegar dan dengan sekuat hati aku balas pesan itu "iya aku akan jaga diri, jangan sia-sia kan kasih sayang ini ya yudha, karena aku sangat menyayangi mu". Dua bulan kemudian aku sudah mulai terbiasa tanpa yudha, dikit demi sedikit rasa ku berkurang namun rasa sayang ini masih tetap ada, "dua bulan lama nya sama sekali dia tak ada menghubungi ku, mungkin dia sedang sibuk dengan sekolah nya" kataku dalam hati dengan berfikir postitif. Terdengar kabar katanya kalau yudha itu sudah mempunyai kekasih yang baru, mendengarnya pun aku tak sanggup, huh jangan sampai deh kalau memang benar terjadi. Dan pirasatku benar seketika aku melihat facebook nya dari akun facebook teman ku ternyata dia menjalin hubungan dengan wanita lain, pantas saja facebook ku di blokir, nomer handphone pu! n gak pernah aktif, yang kurasa saat itu, aku tak kuasa menaha! n air mata ini jatuh berlinang, seketika mulutku bisu dan terbata-bata menahan tangisan ku ini. mengapa dia seperti itu? Mengapa tuhan? Jauh dari yang aku kira dulu, orang nya pendiam dan bodoh nya aku cuman karena hanya dia pendiam aku tak sampai berfikiran kalau dia bisa sejahat ini padaku, tega-tega nya dia menduakan kasih sayang aku. Aku benci dia!!! Aku benci!!! Akhirnya hubungan ku pu kandas yang hanya bertahan 7 bulan, sakit nya hati ini di selingkuhi selama 2 bulan. Waktu pun berlalu, aku mulai melupakan sosok yang bernama Yudha.
Namun ada kala sesekali nama nya terngiang dalam benakku, tuhaaan aku gak kuat dengan semua ini. Apa salah ku ? Aku sudah benar-benar menyayangi nya, menumpahkan semua perasaan ku padanya, namun apa yang terjadi? Pembalasan sepahit inikah yang dia berikan padaku? Sampai saat ini pun aku tak pernah tahu apa alasan dia menyelingkuhi aku. Waktu kian berlalu, aku sudah mulai melupakan sosok dia yang tega menyakiti aku, kini aku lebih tenang sendiri karena aku mazih bersyukur masih bisa merasakan kasih sayang dari kedua orang tua ku dan teman-teman di sekelilingku. Hari demi hari kini aku merasa apa aku harus bangkit untuk tidak seperti ini, terpuruk karena lelaki seperti itu. Aku pun berfikir apa gunanya trauma dengan hal seperti itu, yaa walaupun memang harus aku akui. Kini aku mulai merasakan perasaan yang berbeda pada salah satu teman lelaki yang akrab dengan ku, dia adalah Bryan. Secara fisik dia tinggi, putih, mancung, bermata sipit, dan kalau kata aku dia baik banget, kare! na disaat aku merasakan terpuruk di waktu kemarin hanya dia lah teman ku yang ku jadikan tempat curhat. Pernah terlintas dalam benak ku "andaikan kamu menjadi cowok ku, mungkin aku merasa nyaman bersamamu. Baru aku temukan cowok seperti mu". Dia itu setia, baik hati, sopan santun, dan yang lebih gereget lagi dia itu jago main gitar, buktinya aja kalau aku sedang sedih aku selalu dihibur oleh nya dengan nyanyian lagu dan petikkan gitar nya. Sungguh engkau lah pengobat rasa trauma ku Bryan. Tapi aku sadar diri, aku ini hanyalah teman dekat nya, ga akan mungkin jika aku menjalin kasih dengan nya. Makin sini mungkin dia tahu bahwa aku menyukai nya, "huh mungkin karena aku terlalu perhatian dengan nya dan aku sangat over protektif pada nya" gumam hati ku. Pernah sesekali disaat aku menyendiri dia memperhatikan ku dari dekat jendela di kelas, dan seketika aku lihat dia malah membuang muka dan langsung beranjak keluar kelas. Sangat ku sesali mengapa akhir-akhir ini dia berbeda pad! aku,
dia lebih bersifat dingin padaku ketimbang waktu aku belum menyimpan rasa padanya. Tepat hari selasa pada pagi hari, ada praktek Bernyanyi lagu Bahasa Inggis, dan aku memilih lagu nya dari Britney Spears berjudul Everytime, dan disaat nama ku dipanggil jujur seketika aku gugup dan tegang karena malu. Disaat aku bernyanyi dia memperhatikan aku jelas sekali memandangi aku, "tuhaaaan aku sangat malu sekali, rasanya ingin cepat-cepat besok dan ingin ku lalui waktu ini sekarang juga" tangis dalam hatiku. Ternyata teman ku Vera sedang memperhatikan Bryan yang sedang memandangi aku, ternyata disaat aku bernyanyi, si Bryan memang benar-benar terpukau tanpa mengedipkan mata nya. Perasaan ku senang campur rasa malu. Jelas kini ku merasa bahagia karena aku bisa kenal dengan orang yang benar-benar Aku dambakan.
Cerpen Karangan : Jamila
Labels:
Cerpen Remaja
Thanks for reading Kisahku. Please share...!