Cermin Terbaik
Cerpen Karangan: Rahimatus SaniaAku duduk di balkon sekolah sambil terus mengetik laptop ku, setidaknya disini tak akan ada kamera CCTV, dan hanya disinilah tempat kedua setelah toilet yang tidak dipasangi kamera pembuktian itu, anginnya begitu nyaman menyibakan rambut pendek ku, aku masih berkutat pada laptop ku mengetikan kata demi kata untuk merangkai kalimat-kalimat itu, aku melirik jam tangan ku, yah aku berharap jam istirahat ini bisa lebih lama tapi “5 menit lagi sebelum
bel masuk” aku mematikan laptop ku dan menutupnya kemudian aku menyusuri sekolah besar ini, lorong demi lorong ku jalani hu’uh aku mengantuk dengan aktifitas membosankan ini.
Yah sekarang disinilah aku duduk di kelas bahasa dan mendengarkan ocehan guru yang tidak hentinya, aku semakin mengantuk ku tatap ke luar jendela ‘alangkah bahagianya burung-burung itu bersama keluarganya’ tapi aku disini dimana aku jauh dari rumah dimana tempat aku diasingkan dari keluarga ku, mereka mengatai ku anak aneh jadi mereka mengasingkan ku, aku bisa hidup layak, makan enak dan tidur nyaman tapi hidup tak akan berharga jika langkah mu pincang tanpa keluarga, aku pernah meminta untuk kembali tapi mereka malah membuat jawaban yang menusuk dan sejak saat itu.. aku memutuskan untuk melupakan mereka dan berhenti mengharapkan mereka bisa menerima ku, sekarang aku menjadi seseorang yang kuat meski tanpa keluarga.
Sekarang kelas sudah berakhir aku menyimpan buku-buku ku
“hai Sher…” ucap Sharon memanggil nama ku sherrin
“hai”
“apa kau sudah lihat? di mading online?”
“belum”
“penulis misterius itu beraksi lagi”
“lalu?”
“kali ini dia menulis puisi.. tapi entahlah ku rasa puisinya seperti orang yang putus asa mungkin?”
“oh ayolah siapa peduli”
“tapi dia itu hot topik yang keren”
“keren?”
“oh dia misterius bukankah dia keren?”
“orang yang putus asa apa kerennya?” balas ku
“tapi…” ucap sharon gantung karena ku tinggalkan
‘luka bukanlah fatamorgana, bukanlah sekedar khayal belaka, bukanlah untuk sandiwara tapi Luka tetaplah luka tetap sakit mengundang sengsara’ itulah penggalan dari puisi yang tersebar itu
Aku melangkah
“Aku tahu itu kau” ucap seseorang
“james” ucap ku menggumamkan namanya
“yang menulis itu kau kan?”
“oh ayolah james… aku terlalu terlihat baik untuk melakukan hal konyol itu”
“tidak.. kau hanya terlihat baik”
“apa?”
“apapun yang ada di luar tak selalu berada di luar”
“sudah ku bilang kan itu bukan aku”
“jangan berbohong Sher… jangan berbohong pada dirimu sendiri”
“aku tak mengenal diriku! bagaimana bisa aku jujur padanya!?”
“kau harus percaya… setidaknya sebelum kau percaya pada seseorang terlebih dahulu kau harus percaya pada dirimu”
“aku tak tahu.. aku tak mengerti diriku setiap pagi aku bercermin dengan pertanyaan sama ‘siapa dirimu?’ tapi apa? tidak ada yang menjawab kan”
“tanyakan pada seseorang.. karena cermin terbaik di dunia adalah orang lain”
Aku hanya diam mendengar james berbicara
Labels:
Cerpen Inspiratif
Thanks for reading . Please share...!