Cerpen Karangan: Welia Anggreini
Suasana kelas 10 b nampak riuh dan ramai ternyata mereka kedatangan teman baru dari pulau kalimantan namanya anes anaknya pendiam dan lugu dan wajahnya tidak pula cantik tetapi dalam kepribadiannya tercermin bahwa ia sederhana dengan lugu dan senyum tipis ia menyapa teman-temannya lalu Bu Tuti
mempersilahkan dia duduk di sebelah Dito.Setengah ingin duduk anes menyapa teman barunya“nama saya anes, kalau kamu siapa?”.“udah nama kamu saya udah tau, kalau nama saya kan udah bu tuti sebutin tadi. Kamu budeg ya?”
Hati anes ciut oleh salam ketus dari Dito, ketika ia benar-benar duduk di kursinya
“Dito orangnya memang begitu, jangan dimasukkin ke dalam hati sebernanya ia orang yang baik” sahut seorang cewek yang memiliki bola mata yang indah
“begitu ya, nama kamu siapa?”
“nama aku ona”
Dalam hati kecil anes ia sangat iri dengan cewek yang tadi, soalnya udah cantik, baik lagi dan juga tidak sombong. Andaikan saja ia seperti itu pula pasti ia sangat bahagia
Tak terasa bel istirahat berbunyi, anes hanya merasa bingung tak ada satu pun teman yang bisa ia ajak ke kantin karena ia tidak mengenal siapapun, ya keecuali ona itu pun kalau ia mau
“tapi mana mungkin orang secantik dia mau berteman dengan ku” Lamunnya
Dalam lamunnya terdengar seorang cewek berbicara, dilihatnya ke samping ternyata ona
“ada apa ya ona” tanya anes seakan ia tak mengerti
“lagi lamunin apa sih, ke kantin yuk”
“gak ada, cuman kepikiran teman lama”
Ona dan Oca menarik tangan anes ke luar, saat ia berdiri di depan pintu kelas Dito and the genknya menyapa ona dengan senyum hangat
“Ona, mau kemana? eh kamu ada teman baru ya” salah satu anggota dito bersikap ramah kepada anes
“oh, ini namanya anes”
“udah, gak penting banget sih nanyain dia cantik juga enggak. Cabut yuk” Dito meninggalakan anes dengan penuh keangkuhan
“kok orangnya sombong sih”
“orangnya memang begitu kalau ada masalah ia limpahin sama yang lain. Sebenarnya ia orang baik kok” oca berbicara setengah berbisik memberi pengertian
“teman-teman aku tidak jadi ke kantin”
“emangnya kenapa? karena Dito”
“tidak, aku hanya ingin ke pustaka. Ada buku yang ingin kucari”
Anes meninggalkan Oca dan Ona, lalu melangkahkan kakinya menuju perpustakaan. Sebenarnya ia adalah anak yang tidak suka sama sekali membaca buku, majalah, novel, cerpen atau sejenisnya tapi ia malas bertemu dito yang sangat menyebalkan itu di kantin.
Ia pun melepaskan sepatu dan kaus kakinya lalu meletakkannya di rak-rak sepatu, mengambil daftar pengunjung lalu mencari buku yang menarik minatnya. tapi dari kebanyakan buku non fiktif tidak ada yang benar-benar menarik. Seperempat jam lagi bel tanda usai istirahat akan berbunyi, sambil membongkar-bongkar buku ia melihat sebuah buku yang berdebu, judulnya “setengah arwah”
Sembari memegang buku, ia melihat jam yang melingkari tangannya hingga meninggalkan jejak keputihan, waktu tertinggal lima meniit lagi ia berlari menuju pengawas peminjam buku dan waktu masih tertinggal dua menit lagi ia berlari lagi hingga kakinya kesandung batu dan tubuhnya terhempas ke dalam got…
Seketika tubuhnya berada di jalan raya dan sekilas kecelakaan hebat terjadi, kerumunan pengguna jalan memadati jalan raya tersebut, saat ia menyibak kerumunan… ternyata Ona yang mengalami kecelakaan kejadian itu terasa cepat di depan matanya, kepalanya mengalami pusing. Dan orang yang menabrak Ona membawanya pergi ke rumah sakit
“Ona, aku ingin mengantarkanmu pergi ke rumah sakit tapi… kepalaku” Ia merintih kesakitan
Sebuah cincin terjatuh dari jari Ona ke aspal
“Cincin… kepalanya mulai pusing lagi” dan saat itu
Separuh arwah Ona berpindah ke Anes, tubuhnya terguncang dan kepalanya pusing saat itu ia merasa menemui dunia lain yang mengantarkannya ke sekolah barunya
Ia menyusuri kelas dan ia mulai ingat
“Ini kan sekolah baruku, ngapain aku ke sini. Aku kan sudah pulang”
“anes… anes…” kata seorang cewek dari kejauhan
Annes melihat ke belakang dan sekarang ia sudah berada saja di UKS
“o..na, kenapa aku ini?” sambil melihat perban di kepalanya
“kamu tadi pingsan di perpustakaan”
“pingsan…” anes merasa heran, bukannya tadi ona kecelakan ya di jalan, mungkin itu hanya mimpi saat ia pingsan
“kalau udah agak baikan, tukar gih bajumu” ona menyodorkon bajunya kepada anes
“bajuku…” ia menunduk sambil memperhatikan bercak–bercak lumpur
“iya, kamu tadi pingsannya di got ”
“jadi, ini bajumu?”
“iya tadi aku disuruh Bu Tuti untuk menjemput baju ganti”
Sekarang tubuhnya agak baikan, setelah mengganti baju ia diantar Ona pulang ke rumah
“emangnya, rumah kamu dimana” sambil menyodorkan helm kepada anes yang sudah berdiri di belakang motor maticnya Ona
“Di jalan kembang putih, perumahan taman kembang blok A3″
“Berarti kamu tetangga dong sama Dito, kalau Dito blok B9″
“a…pa jadi dito tinggal di dekat rumahku”
“Emangnya, kamu nggak tahu ya”
“ya, begitu sih”
“ayo, cepatlah duduk”
Di tengah keheningan malam, Anes membaca buku yang ia pinjam di pustaka tadi
Isinya “saat bintang jatuh, kamu wajib menyebutkan salah satu nama orang yang akan bertukar arwah denganmu, dan orang itu telah meninggal dunia. Jika kamu mempercayai bintang jatuh jadikan itu sarana untuk mencapai keinginanmu dan setelah itu dirimu akan berubah seperti yang diharapkan keesokan harinya dan dirimu tidak akan pernah berubah sampai bulan purnama tiba” sebenarnya tu hanyalah sebatas mitos belaka, tapi bagi Anes tidak ada salahya untuk mencobanya
Ia menyibak kain yang menutupi jendelanya dan saat itu pula ia melihat bintang jatuh, ini suatu keberuntungan karena yang ia harapkan begitu cepat terkabulkan. Dan sesegera mungkin ia membaca keingnannya sambil menutup mata dengan penuh harapan…
Pagi harinya
Dengan menggunakan baju tidur ia mencari kaca sebesar dirinya, sambil mengusap-usap mata ia melihat bayangan orang lain di cerminnya.
“a…a…” katanya dengan ekspresi ketakutan
Suara Anes memekakkan telinga teman di sekelilingnya, sebenarnya ia bukan tinggal bersama orangtuanya namun kost di perumahan taman kembang Blok A3
“ada apa sih, anes” Lila hanya melihat muka Anes dari belakang
“ada bayangan orang lain di kaca ini” Ames melihat ke Lila
“eh, kamu siapa? kok mirip sahabat kami yang telah meninggal”
Anes baru teringat, kalau orang yang akan bertukar arwah dengannya adalah Vio. Vio adalah sahabatnya yang telah meninggal setahun yang lalu karena kecelakaan. lalu dengan rasa bahagia ia mengulang melihat dirinya ke kaca
“Lila, ini aku… Anes”
“Anes, kok gak mirip ya?”
“Karena ada insiden kecelakaan kemarin, wajahku agak terliht berubah”
“begitu ya. Ia sih wajahmu agak mirip dengan Vio”
Saat di Sekolah
Dengan wajah yang ceria, Anes masuk ke kelas 10B
“Hai, teman-teman ”
“Siapa tu” kata Dito kepada Ona
“Mungkin, anak baru” sahut Ona
“Cakep tu, gak kayak si Anes cewek ngenes” Dito berbicara tanpa tahu Anes mendengarnya
“eh… kamu siapa namanya”
“nama aku Dito, cowok paling ganteng di sekolah ini kalau kamu?”
“Annesa putri adimda”
“Annes…” Onna seakan tak percaya yang diucapkan cewek barusan
“mungkin anak baru kemaren, namanya mirip kali sama yang ini” Dito membalas seakan ia yakin
“Dia memang Anes, sejak insiden kemaren ia sedikit agak berubah” sambung lila yang terusik saat ia membaca novel
Lila adalah teman sekostsan sama Annes, mereka berteman akrab sudah semenjak mereka smp
“ha… apa” kata anak laki-laki lokal 10b secara serentak
Mereka terlihat kebingunan dan bercampur rasa tak percaya
“kenapa… gak percaya?” nada sedikiit keras dengan ekspresi angkuh lalu ia melotot kepada Dito
“percaya… percaya… percaya… piece” sambil menunjukkan tangannya yang tegak mirip huruf V
Saat istirahat
Rombongan genknya Dito menghampiri annes yang sedsng asyik berbincang-bincang dengan Onna di kantin
“Kamu ditungguin Dito pulang sekolah di taaman” mereka berlalu begitu saja
“Temuin gak ya…?” ia berbicara ala ala lebay euw…
“temuin aja, untung-untung kamu langsung ditembak”
“bukannya Ona, pacar Dito”
“Iya sih, tapi itu kan dulu”
“aku yang dulu bukanlah yang sekarang, dulu ditendang kini aku disayang. Onna kenal lagu itu enggak”
“kenal, yang penyanyinya Tegar itu kan. Mudah-mudahan namanya setegar hidupnya. Aminnnnn”
Dalam hati annes berbicara
“kok lagunya Tegar mirip jalan hidup gue ya. Dulu saat ia baru pertama kali masuk ia tidak begitu diperhatikan oleh siapapaun tapi sekarang”
“Woi lagi lamunin aapa sih” Onna melambaikan tangannya tepat di muka annes
Saat hendak melanjutkaan pembicaraan tiba-tiba bel masuk berbunyi
Saat pulang sekolah
Annes, Onna, Occa sudah menunggu kira-kira sudah satu jam lebih.
“Manna sih, si alay itu” annes mulai muak menunggu
“Alay apa alay sih” Dito memeganag pundak dan mengejutkan annes dari belakang
“Happy birthday to you, happy birthday to you, Happy birthday… happy birthday” Dito memberikan kue berbentuk love kepada annes
Mereka bersama-sama mengucapkan selamat ulang tahu kepada Annes
“kalian kok bisa tahu sih, padahal aku sendiri lupa”
“masa diri sendiri lupa, bagaimana mengharagai orang lainn kalau diri sendiri…”
“lupa…?”
“enggak Cuma bercanda kok, annes” Dito mencubit tangan Annes
Bima kawan genknya Dito memberi kode kepada Dito pertanda kalau Annes mau ditembak sama Dito
“Annes… kamu mau gak jadi…”
“jadi apa” Annes penuh berharap
“kok kamu mukanya pucet”
“Iya” kata occa
“Teman-teman aku ke toilet dulu”
Annes berlari pulang, sekarang ia baru ingat kalau ia lupa membaca sambungan buku setengah arwah. Mungkin saja buku itu berisi Konsekuensi atau efek dari coba-coba mempraktekan isi buku itu. Karena terlalu lelah, ia lupa membaca sambunggannya namun secara samar ia mengingat kalau efeknya sangat berbahaya bagi dirinya.
Ia membongkar-bongkar lacinya, dan secara tergesa-gesa ia mencari lembaran terakhir dari buku itu.
isi buku itu: “Arwahmu akan bertukar kembali saat bulan purnama dan saat itu kamu akan mati”
Keringatnya jatuh bercucuran membasahi lembaran buku, hari ini adalah hari kematiannya tangannya bergetar seperti orang terkena kejang-kejang ia ingin memanggil Lila tapi mulutnya tak sanggup berbicara sekujur tubuhnya mendingin dan kaku pertanda nyawanya akan dicabut.
Labels:
Cerpen Misteri
Thanks for reading Setengah Arwah. Please share...!